
Maicih didirikan pada Juni 2010 oleh
Dimas Ginanjar Merdeka atau akrab disapa Bob. Pilihan Bob memilih bidang
usaha keripik berawal dari kesukaannya menyantap keripik pedas yang
sudah menjadi kebiasaan dan kegemarannya sejak kecil. Keripik merupakan
jenis kudapan ringan yang sudah sangat dikenal dan membudaya di kalangan
siapapun. Terutama di kalangan urang Sunda. Budaya keseharian
dan makanan ringan seperti ini seolah sudah menjadi tradisi sehari-hari.
Kita lihat saja keripik pedas senantiasa mudah dijumpai di
warung-warung kecil.


Awal memulai usahanya Bob hanya mengandalkan hashtag
#Maicih. Kemudian memasuki bulan Oktober 2010 terbitlah akun resmi
Maicih di Twitter yaitu @maicih. Kemunculan akun ini semakin memperjelas
konsep Maicih untuk melancarkan distribusi dan promosi penjualannya
lewat dunia maya. Hari demi hari follower pun bertambah. Maicih
kian menancapkan integritas dan kredibilitasnya di bidang pemasaran
baru di dunia maya. Keripik Maicih pun tersebar mulai dari Bandung,
Jakarta, Yogyakarta, Semarang, Malang, Surabaya, Samarinda, Balikpapan,
Banjarmasin, Manado, Medan, Lampung, Jambi, Pekanbaru, hingga Bali.

Logo Maicih Pertama, September 2010

Logo Maicih Kedua, Januari 2011
Logo Maicih pertama kali diperkenalkan pada September 2010. Maicih digambarkan sebagai siluet seorang nenek memakai ciput
(sejenis penutup kepala yang biasa dipakai nenek-nenek di kalangan
Sunda) dan memakai mantel dengan ornamen kristal dalam desainnya. Secara
filosofis Maicih ingin menampilkan sosok yang misterius lewat gambar
siluetnya.
Maicih juga ingin tampil sebagai sosok
nenek yang akrab, hangat, ramah, dan penuh senyum mewakili karakter
orang Sunda. Maicih punya sebutan unik lainnya. Maicih selalu menyebut “anak emak” untuk setiap distributor dan “incu emak” kepada konsumen. Pelafalan anak dan cucu itu merupakan upaya keakraban dan kehangatan sebuah keluarga.
Maicih kembali mengganti konsep logonya
dengan menambahkan unsur dekoratif lewat gambar cabe dan bawang. Logo
baru yang dirilis pada Januari 2011 ini menampilkan logo Maicih yang
kian ramai penuh unsur. Penambahan elemen garis dan berlian menjadi
beberapa pembeda dengan logo Maicih sebelumnya.

Logo itu pun tidak bertahan lama.
Memasuki bulan Juni 2011, Maicih resmi memperkenalkan logo barunya yang
kini lebih terlihat jelas dan mulai meninggalkan gambar siluet. Sosok
Maicih terlihat nyata ketika logo ini menampilkan sosok emak menghadap
ke depan sambil tersenyum sumringah. Makna dari gambar ini menceritakan
bahwa menghadapi dunia tanpa keangkuhan dan menjalaninya tetap penuh
senyuman. Keramahan dan senyuman tetap dijaga karena mempertahankan
identitas orang Sunda yang dikenal ramah tamah.
Seiring dengan munculnya logo baru,
Maicih versi baru ini pun seolah siap menghadapi dunia baru, sambil
tetap rendah diri dan tersenyum. Maicih kini telah memperoleh izin
Dinkes Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT), serta mendapat LP POM MUI
untuk sertifikat halal. Maicih turut mendukung pergerakan di bidang seni
budaya dan konservasi lingkungan hidup. Sesuatu yang patut diacungi
jempol. Karena berbagai pergerakan dan tindak tanduk fenomenalnya,
majalah Rolling Stone Indonesia edisi Juli 2011 menganugerahkan penghargaan sebagai “The Hot Snack 2011”.
Sebagai sebuah produk
Maicih turut melestarikan budaya Sunda. Maicih memiliki kepedulian
terhadap pelbagai artefak dan ornamen seni dan budaya Sunda seperti
bahasa Sunda, musik tradisional, tarian, pakaian, dan adat istiadat.
Apalagi di zaman globalisasi seperti ini nilai-nilai keluhuran Sunda
seperti itu sudah mulai luntur dan ditinggalkan.
Maicih ingin melestarikan nilai-nilai
luhur Sunda. Bagi Maicih, konsep memadukan kebudayaan Sunda merupakan
jawaban akan rasa tanggung jawabnya lahir di Tanah Parahyangan. Beberapa
kegiatan untuk menjaga seni tradisi Sunda yaitu dalam setiap
kegiatannya Maicih selalu melibatkan para seniman tradisi Sunda seperti
seniman Karinding dan Jaipongan dan seni budaya Sunda lainnya. Maicih
juga turut mensponsori band Sarasvati yang kental dengan unsur Sunda-nya
lewat lagam-lagam sinden pada musiknya. Kepedulian Maicih terhadap
budaya Sunda membuat produk mereka berbeda dibandingkan dengan produk
keripik lainnya.
Berawal dari perasaan rumasa
(sadar diri) karena menyumbang sampah kertas dan plastik, Maicih kini
menggiatkan diri untuk pergerakan menjaga dan melestarikan lingkungan
alam sekitar. Maicih memandang bahwa budaya Sunda memiliki keterkaitan
untuk menjaga dan melestarikan lingkungan alam sekitar mereka.


Kemasan produk keripik Maicih dibuat
agar lebih ramah lingkungan. Salah satunya menggunakan bungkus berbahan
kertas sebagai salah satu pergerakan Maicih menghindari sampah plastik.
Sejak bulan Juni 2011 secara resmi Maicih mengenakan kemasan paper bag
yang unik dan menarik, dan tentu, selalu berbeda dari kemasan-kemasan
produk keripik lainnya yang selalu berbungkus plastik. Bahkan setiap 20 paperbag bekas bisa ditukar dengan satu bungkus keripik Maicih lewat distributor dan reseller resmi Maicih.
Maicih juga turut mendukung komunitas
musisi-musisi independen kota Bandung yang kreatif. Kota Bandung yang
memiliki iklim kreativitas luar biasa menjadi salah satu poin penting
yang ingin didukung oleh Maicih. Keterlibatan mereka terhadap beberapa
kegiatan komunitas indie adalah salah satu bentuk kepedulian mereka
terhadap dunia kreativitas Kota Bandung. Salah satunya adalah turut
mendukung pergelaran konser tunggal Bottlesmoker pada 28 Juli 2011
sekaligus menjadi ajang peluncuran website resmi Maicih. Untuk segala
info produk dan distribusi resmi produk mereka: www.maicih.com.
639 199share7share847



Tidak ada komentar:
Posting Komentar